Close

Pelatihan Intensifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Di Kecamatan Pusako dan Sungai Apit. Kabupaten Siak

Direktur Perkumpulan Elang, Riko Kurniawan saat menerangkan konsep keberlanjutan
Direktur Perkumpulan Elang, Riko Kurniawan saat menerangkan konsep keberlanjutan

SIAK, ELANG.or.id – Perkumpulan Elang yang didukung oleh program TFCA serta bekerja sama dengan lembaga Mitra WWF Indonesia (Project Riau), Wageningen University, ECOFYS dan TCCL mengadakan Pelatihan intensifikasi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pusako dan Sei Apit. Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah untuk petani agar memahami praktek budidaya tanaman kelapa sawit secara lestari serta para petani nantinya dapat meningkatkan produksi kelapa sawitnya melalui upaya intensifikasi perkebunan kelapa sawit yang sudah ada di kecamatan Pusako & kecamatan Sei Apit.

Pemateri untuk pelatihan intensifikasi ini adalah Prof.dr.K.E. (ken) Giller dari Wageningen UR dan juga sebagai kepala Hoogleraar Plantaardige Productie Systemen. Nethderlands beserta rekannya Thomas Fairshurst,PhD yaitu seorang Director Tropical Crop Consultants limited. United Kingdom. Adapun Pemateri Lokal yaitu Ir. Winarna PPKS (IOPRI) Medan dengan materi Pengelolaan Lahan gambut Untuk Budidaya Kelapa sawit.

Pada pelatihan ini dibuat kebun percontohan dengan luas lahan 2 Ha. Kebun yang dijadikan sebagai kebun percontohan dari hasil pelatihan ini adalah kebun yang telah disurvey sebelumnya dan memang dalam keadaan sakit dan kurangnya perawatan.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada kebun percontohan ini adalah sebagai berikut:
Hal Pertama yang dilakukan adalah prunning ulang dengan menunas pelepah mepet di batang tanaman. Hal ini dimaksudkan agar pada saat panen dilaksanakan brondolan yang jatuh tidak tersangkut di pelepah pada batang yang akhirnya dapat menganggu proses pertumbuhan optimal karena brondolan yang jatuh tersebut tumbuh menjadi anakan baru.

Selain itu pelepah yang di tunas tidak mepet ke batang juga dapat menggangu proses metabolisme penyerapan unsur hara dari akar ke batang, hal ini dikarenakan unsur hara yang telah disebar dan kemudian diserap oleh akar tanaman tidak seutuhnya diterima hingga ke pucuk tanaman.

Selanjutnya dilakukan pembersihan piringan dengan lebar melingkar 1,5 -2 meter dari batang tanaman. Hal ini dilakukan dengan maksud agar pelaksanaan pemupukan dapat berjalan dengan baik dan pupuk yang dimanfaatkan tidak terbuang dengan percuma dan penyerapannya dapat sempurna, dan selanjutnya dilakukan pemupukan CUSO4 dan KCL .
CUSO4 berfungsi sebagai Pembentukan klorofil dan katalisator proses fisiologi tanaman.

Kekurangan Cu menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow. Jaringan klorosis hijau pucat – kekuningan muncul ditengah anak daun muda. Bercak kuning berkembang diantara jaringan klorosis. Daun pendek, kuning pucat kemudian mati. sedangkan KCL berfungsi sebagai keunggulan jika memakai pupuk KCL ; Membuat tanaman lebih tegak dan kokoh, Meningkatkan ketahanan hasil panen selama pengangkutan dan penyimpanan, Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit, dan kekeringan dan Meningkatkan pembentukan gula dan pati.

Pelatihan ini juga membuka dan membangun kreatifitas masyarakat dalam pengupayakan perkebunan dengan semaksimal mungkin. Memberikan informasi betapa penting nya air dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu petani juga di minta untuk berorientasi dalam management pengelolaan air dengan membuat dam (saluran pengatur aliran air) pada tiap titik di sekitar areal perkebunan, yang lebih tepatnya pada parit utama perkebunan dan parit sekunder di sekitar perkebunan. Management pengelolaan air ini dimaksudkan agar system pengairan dalam perkebunan kelapa sawit khususnya lahan gambut dapat mengimbangi ketersediaan air pada saat musim kemarau ataupun kelebihan air pada saat musim penghujan.(*MA)

Related Posts