Perkumpulan Elang, 2022. Jumat, 01 Juli 2022 Perkumpulan Elang taja diskusi bersama Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Se-Pekanbaru dengan bahasan terkait kampanye penyelamatan Semenanjung Kampar-Kerumutan. Diskusi ini dilaksanakan di kantor Perkumpulan Elang, Jl. Serasi No 8, Kelurahan Delima, Pekanbaru. Diskusi ini sebagai upaya Perkumpulan Elang menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam upaya menyuarakan penyelamatan dan pemulihan bentang alam Semenanjung Kampar-Kerumutan.
Hadir dalam diskusi ini sebanyak tujuh lembaga mapala dari lima universitas dan perguruan tinggi yang ada di pekanbaru yaitu Himapeka Waradipa dari Universitas Lancang Kuning; Mapala Humendala, Mapala Suluh dan KPA EMC2 dari Universitas Riau; Impal Pandaweseta dari Universitas Islam Riau; Wanapalhi dari STMIK Amik Riau; Mapala UMRI dari Universita Muhammadiya Riau. Kalangan mahasiswa, khususnya mapala yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian alam penting untuk dilibatkan dalam upaya penyelamatan Semenanjung Kampar-Kerumutan. Kalangan mahasiswa dapat mengambil peran dalam menyuarakan pentingnya dua bentang alam ini untuk diselamatkan sebagai kontribusi Provinsi Riau dalam menghambat terjadinya krisis iklim global.
Dalam kesempatan ini, Besta Junandi, Manager Kampanye Perkumpulan Elang juga memberikan informasi dan berbagi pengetahuan kepada anggota mapala terkait perkembangan dan situasi terkini kawasan Semenanjung Kampar-Kerumutan.
“Ekosistem Semenanjung Kampar dan Kerumutan merupakan bagian dari hamparan hutan gambut dan mangrove yang berada di Riau. Gambut dan mangrove di kedua bentang alam ini memiliki luasan yang sangat besar sehingga penting untuk dijaga agar tidak rusak dan memperparah emisi gas rumah kaca ke atmosfer bumi,” terang Besta.
Dari 700.000 hektar luas Semenanjung Kampar, 682.551 hektar diantaranya merupakan lahan gambut. Diketahui, lahan gambut memiliki cadangan karbon yang sangat besar. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan terlepasnya gas karbondioksida ke atmosfer (emisi) dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, hutan mangrove di Semenanjung Kampar-Kerumutan tercatat seluas 43.235 hektar. Ini merupakan potensi besar yang dimiliki Riau jika ingin berkontribusi dalam upaya mencegah pemanasan global.
Rina Noviana, Ketua KPA EMC2 Universitas Riau, menyambut baik kegiatan ini. Rina mengatakan upaya penyelamatan Semenanjung Kampar-Kerumutan ini merupakan hal penting yang harus didukung dan disuarakan bersama.
“Berbicara mengenai Semenanjung Kampar dan Kerumutan, ini merupakan salah satu isu lingkungan yang menurut saya cukup penting untuk kita angkat di Riau, karena Semenanjung Kampar dan Kerumutan merupakan salah satu hutan yang masih tersisa di Riau yang mungkin bisa menjadi salah satu penghambat pemanasan global yang ada di dunia,” ujar Rina.
Rina juga menghimbau semua kalangan terutama mahasiswa yang peduli terhadap kelestarian alam untuk turut serta dalam upaya penyelamatan Semenanjung Kampar-Kerumutan.
Sulaiman Akbar, ketua Mapala Humendala juga menyampaikan pentingnya menyelamatkan Semenanjung Kampar-Kerumutan. Sulaiman menyorot terkait komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi yang tertuang dalam paris agreement.
“Berbicara Semenanjung Kampar-Kerumutan merupakan hutan yang masih asri yang ada di Provinsi Riau. Keduanya bisa menjadi kontribusi Riau terhadap penurunan krisis iklim yang ada di dunia. Untuk itu, saya mengajak kawan-kawan mahasiswa dan masyarakat untuk sama-sama menjaga Semenanjung Kampar-Kerumutan,” ajak Sulaiman.
Di akhir diskusi, anggota mapala yang hadir bersepakat untuk membuat gerakan bersama guna menyuarakan pentingnya penyelamatan Semenanjung Kampar-Kerumutan. Kegiatan yang akan dilakukan diantaranya melakukan aksi kecil menghimbau masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian alam dan hutan yang ada di Riau, khususnya Semanjung Kampar-Kerumutan. Aksi akan dilakuakn di pusat-pusat keramaian seperti areal Car Free Day (CFD) Kota Pekanbaru. Disamping itu, mapala juga berencana membuat petisi bersama untuk mendorong pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan melindungi dua bentang alam Semenanjung Kampar-Kerumutan. Rencana kegiatan ini masih akan dimatangkan bersama dengan melibatkan lembaga mapala lain yang masih belum hadir dalam diskusi ini. Untuk mengetahui lebih jauh terkait keindahan yang ada di Semenanjung Kampar dan Kerumutan, mapala se-Kota Pekanbaru juga berencana mengadakan camping bersama di salah satu spot yang ada di bentang alam tersebut. Salah satu spot yang dianggap menarik untuk dieksplore adalah Taman Nasional Zamrud yang ada di Kabupaten Siak. Kegiatan ini akan diisi dengan aksi-aksi sebagai upaya menyuarakan kepedulian terhadap Semenanjung Kampar-Kerumutan.