Provinsi Riau merupakan salah satu daerah penting di Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun sumber daya alamnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau tahun 2023, jumlah penduduk di Provinsi Riau sebanyak 6.735.329 terdiri dari 3.442.499 laki laki dan 3.292.830 perempuan atau sekitar 49% dari total penduduk provinsi Riau adalah perempuan. Persentase ini mencerminkan komposisi gender yang relatif seimbang, di mana jumlah laki-laki dan perempuan hampir setara. Komposisi penduduk yang seimbang ini juga memberikan tantangan dan peluang bagi pengembangan kebijakan yang lebih inklusif, terutama dalam hal pemberdayaan perempuan dan peningkatan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja.
Kehadiran perempuan dalam masyarakat Riau sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, dan budaya. Perempuan di Riau berperan aktif dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga ekonomi, serta dalam menjaga kearifan lokal. Pemberdayaan perempuan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup perempuan, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat secara keseluruhan.
Perempuan memiliki peran penting dalam mendukung keadilan iklim. Keterlibatan mereka sangat berpengaruh dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim salah satunya dalam ketahanan sosial dan ekonomi. Perempuan seringkali menjadi pendorong dalam menciptakan alternatif ekonomi yang berkelanjutan, seperti pertanian organik atau usaha kecil berbasis lingkungan.
Selain pelecehan dan kekerasan seksual yang dialami perempuan, stereotip gender yang kuat di masyarakat sering menghambat perempuan untuk mengejar peluang yang lebih baik dalam pendidikan dan karier. Norma-norma ini juga dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap peran perempuan.
Perkumpulan Elang menelaah visi misi dan program kerja yang disampaikan calon kepala daerah di Provinsi Riau. Calon Gubernur Provinsi Riau memiliki 3 pasangan dan semuanya laki-laki yaitu Abdul Wahid-Hariyanto, Nasir-Wardan dan Syamsuar-Mawardi. Dari 3 pasangan calon, hanya 2 diantaranya yang memasukkan isu kesetaraan gender dalam visi misi dan program kerjanya. Pasangan calon ini adalah Nasir-Wardan menyebutkan dalam program kerja misi pertama “Pemenuhan hak dan perlindungan anak, perempuan, pemuda, penyandang disabilitas, dan lansia melalui pengasuhan dan perawatan, pembentukan resiliensi, dan perlindungan dari kekerasan, termasuk perkawinan anak dan perdagangan orang”. Syamsuar-Mawardi menyebutkan dalam misi kelima “Memperkuat pembangunan kepemudaan dan olahraga, peran perempuan dan penyandang disabilitas serta perlindungan terhadap hak perempuan dan anak”. Pasangan Abdul Wahid-Hariyanto sama sekali tidak menyebutkan kesetaraan gender dalam visi misi atau program kerjanya.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum, dari 12 kabupaten/ kota, terdapat 40 pasangan calon kepala daerah. Namun hanya 10 orang perempuan dan 70 lainnya adalah laki-laki. Bisa dilihat keterlibatan perempuan dalam politik hanya sekitar 14% di Pilkada Provinsi Riau tahun ini. Dari 40 pasangan calon kepala daerah hanya 18 pasangan atau 45% yang memasukkan isu kesetaraan gender dalam visi misi dan program kerja nya terdiri dari 6 pasangan menyebutkan di misi dan sisanya di program kerja dan program strategis. Sangat disayangkan dari 10 orang calon dari perempuan, 3 diantaranya tidak menyebutkan isu kesetaraan gender.
Saat ini wilayah kerja Perkumpulan Elang yaitu di Siak dan Pelalawan. Pelalawan memiliki 2 pasangan calon pimpinan daerah yaitu Zukri-Tamrin dan Nasaruddin-Abu Bakar. Zukri-Tamrin menyebutkan dalam penjabaran program kerja misi ketiga yaitu “pengarusutamaan gender, perlindungan perempuan, anak, penyandang disabilitas”. Sedangkan Nasaruddin-Abu Bakar menyebutkan di misi kedua “meningkatkan kualitas SDM, penguatan peran perempuan, pemuda dan kelompok adat dan komunitas dan dalam misi ketujuh yaitu meningkatkan kualitas perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, anak yatim, disabilitas, lansia dan perempuan kepala keluarga”. Jadi dari kedua pasangan calon ini sudah menyebutkan isu kesetaraan gender dalam program kerjannya kedepan.
Di Kabupaten siak terdapat 3 pasangan calon kepala daerah yaitu Irving-Sugianti, Afni-Syamsurizal Dan Alfredi Husni. Dari ketiga pasangan calon ini hanya 1 calon yang menyebutkan tentang kesetaraan gender yaitu Afni-Syamsurizal. Mereka menyebutkan dalam misi kedua yaitu memberdayakan generasi muda dan perempuan dalam kegiatan kewirausahaan dan industri kreatif, serta mendorong ekonomi inklusif dengan keterlibatan UMKM dan menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha dan dijabarkan dalam program kerja ketujuh pemberdayaan kaum perempuan dan pemuda menjadi hebat dari semua aspek.
Melihat realita minimnya isu keterlibatan perempuan dalam kontestasi pemilihan kepala daerah di Riau, Perkumpulan Elang menilai bahwa pembangunan berkelanjutan di Provinsi Riau sangat sukar untuk terwujud, terutama dalam aspek inklusifitas. Hal ini disampaikan oleh Fidya, Staff perempuan Perkumpulan Elang yang tertarik memotret isu perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam di Riau.
“Isu kesetaraan gender yang rendah dalam visi dan misi calon kepala daerah di Provinsi Riau menunjukkan minimnya komitmen untuk memberdayakan perempuan dalam mengatasi masalah gender yang dapat menghambat upaya pembangunan yang berkelanjutan. Upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender seharusnya menjadi prioritas dalam setiap agenda pembangunan daerah.” ujar Fidya.
*Tulisan di buat oleh fidya iftikhar wariz